ARSITEKTUR YUNANI

 ARSITEKTUR YUNANI


YUNANI

Yunani adalah bangsa yang paling berpengaruh di dunia, Yunani menciptakan dan mengembangkan berbagai hal penting, misalnya demokrasi, alfabet, filsafat, teater, dan ilmu pasti. Yunani kuno berlangsung dari periode Arkhaik, pada abad 8-6 SM hingga tahun 146 SM ketika Romawi menaklukan Yunani setelah Pertempuran Korinthos.

Yunani memiliki tipologi wilayah yang berbukit. Bukit-bukit inilah memisahkan beberapa suku, kemudian suku-suku tersebut membentuk suatu polis dan menjalankan pemerintahan dengan cara demokrasi, seperti Aegea, Athena, Doria, Ionia, Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Adanya faktor tipologi berbukit ini menjadikan Yunani kaya akan batu, sehingga banyak material bangunan yang menggunakan batu. Yunani berkembang cukup pesat dalam peradabannya, sudah lama mengenal tulisan dan mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat Yunani memilki kepercayaan pagan politheism dengan dewa tertinggi Zeus (dewa Langit), Poseidon (Dewa laut), dan Hades (Dewa dunia bawah).

Pada awalnya arsitektur Yunani adalah megaron. Megaron adalah rumah tinggal vernakular Yunani yang berbahan dasar dari kayu. Megaron menerapkan rasionaisme keindahan dalam desainnya. Lalu desain megaron menjadi tolak ukur untuk membangun bangunan lainnya seperti tempat pemerintahan, tempat peribadatan, dll. Salah satu contohnya ialah Parthenon (kuil paganism Yunani) yang nantinya dapat menjadi langgam arsitektur klasik Yunani dan masih digunaskan hingga kini.


Gambar 1: Megaron Yunani (Sumber: https://www.google.co.id, diakses 16 September 2017)

Contoh dari arsitektur klasik Yunani selain Parthenon adalah agora (public space, selasar tempat masyarakat berinteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai dewan), gymnasium (sekolah), pastanium (kantor walikota), stadion, & teather. Kebanyakan bangunan di Yunani menggunakan prinsip post linthel. Prinsip ini merupakan penemuan struktural pertama yaitu dua kolom yang dapat mendukung unsur horizontal (balok) dan vertikal (kolom). Stoa (kolom) merupakan elemen arsitektural estetis yang ditonjolkan sehingga kedepannya di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri seperti, doric dari Doria, ionic dari Ionia, dan corintian dari Corintia. Kolom-kolom tersebut dibangun menggunakan rasionalitas masyarakat Yunani yang kemudian dibakukan dalam sebuah aturan desain yaitu golden section dan greek order.


Gambar 2: Parthenon Yunani (Sumber: https://www.google.co.id/, diakses 16 September 2017)

1. Order Dorik

Dikembangkan oleh Suku Bangsa Doria, memiliki bentuk sederhana dan terkesan kokoh dengan ciri-ciri : kolom bulat berisi, berdiri tanpa base, kapitel tanpa ornamen. Contoh peninggalan bangunan berorder Dorik adalah Kuil Parthenon di Akropolis Athena.

2. Order Ionik

Dikembangkan oleh Suku Bangsa Ionia, dengan bentuk yang agak rumit terutama pada bagian atas kolom, terkesan anggun, dan memiliki ciri-ciri : kolom bulat ramping, memiliki base pada bagian bawah kolom, kapitel dipenuhi ornamen dengan motif hiasan flora dan fauna. Order Ionik dapat dijumpai pada Kuil Erechtheion di Akropolis Athena.

3. Order Korinthian

Dikembangkan oleh Suku Bangsa Korinthin, dan kemudian dimatangkan oleh orang-orang Romawi, bentuknya paling rumit dan indah terutama pada bagian atas kolom, dan terkesan elegan, memiliki ciri-ciri : kolom bulat ramping, mempunyai base pada bagian bawah kolom, kapitel dipenuhi ornamen, paling banyak dengan motif flora, berupa daun Acanthus.

Gambar 3: Order Yunani (Sumber:https://id.pinterest.com/, diakses 16 September 2017)

Pada pembangunan Parthenon tidak diketahui siapa arsitek tradisional atau pembangunnya, karena pada saat itu profesi arsitek belum dikenal masyarakat dan pembangunan dilakukan secara bersama (guilda) dan dipimpin oleh seorang pemuka masyarakat.

KESIMPULAN

Adanya perpindahan kekuasaan dari Yunani ke Romawi menyebabkan banyak kemiripan pada karya seni maupun produk arsitekturnya. Salah satunya adalah kolom-kolom yang ada pada bangunan-bangunan keduanya. Romawi terus berkembang dan membuat bangunan dengan teknologi baru yaitu menggabungkan dua bentuk geometri pada bangunannya yaitu Pantheon, yang sebelumnya tidak ditemukan bangunan seperti Pantheon di Yunani. Arsitektur klasik yang menggambarkan perjalanan sejarah arsitektur di Eropa ini memiliki pedoman yang ketat dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landasan berpikir dan mencipta karya. Predikat kata klasik diberikan pada suatu karya arsitektur yang secara inheren mengandung nilai-nilai keabadian disamping ketinggian mutu dan nilainya. Teori arsitektur Klasik dengan demikian merupakan suatu perwujudan karya arsitektur yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan idealisme Teori Vitruvius khususnya pada suatu kurun waktu sesudah Vitruvius sendiri meninggal dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ARSITEKTUR BYZANTIUM

ARSITEKTUR BYZANTIUM

ARSITEKTUR ROMAWI